Oleh : Berdy Ruliani 095514304
A. Pengertian
dan Konsep CDMA
Masalah
yang dihadapi dunia komunikasi selular saat ini adalah makin meningkatnya
jumlah pengguna yang menggunakan pita frekuensi yang terbatas secara bersama-sama.
Untuk mengatasi masalah ini harus dicari cara bagaimana meningkatkan kapasitas
tanpa harus mengurangi kualitas pelayanan secara berlebihan.
1.
Frequency Division Multiple Access (FDMA)
Sistem
selular sekarang ini menggunakan sistem pengkanalan dengan pita 30 kHz setiap
kanalnya, sistem ini dikenal sebagai sistem FDMA (Frequency Division Multiple Access).
Untuk memaksimalkan kapasitas, sistem selular FDMA menggunakan antena berarah
dan sistem reuse frequency yang rumit. Pada teknik FDMA, lebar pita frekuensi yang
dialokasikan dibagi menjadi bagian-bagian kecil spektrum frekuensi. Kemudian setiap
user diberi alokasi pita frekuensi tersebut selama melakukan proses percakapan,
sehingga dalam waktu yang sama hanya satu user yang dapat menggunakan frekuensi
tersebut. Teknologi FDMA ini digunakan pada sistem analog seperti AMPS dan
TACS.
2.
Time Division Multiple Access (TDMA)
Untuk
lebih meningkatkan kapasitas, digunakan sistem akses jamak digital yang disebut
TDMA (Time Division Multiple Access). Sistem ini menggunakan pengkanalan dan
reuse frequency yang sama dengan sistem FDMA dengan tambahan elemen time sharing.
Setiap kanal dipakai bersama oleh beberapa user menurut slot waktunya masing-masing.
Karena
itu, aliran informasi pada TDMA tidak kontinyu atau terpotong-potong pada tiap
time slotnya. Ditinjau dari lebar pita frekuensi yang digunakan. TDMA dibagi menjadi
wideband TDMA dan narrowband TDMA.
a.
Wideband TDMA (WTDMA)
Wideband
TDMA menggunakan seluruh frekuensi yang tersedia dan membaginya ke dalam
slot-slot waktu. Dalam WTDMA ini, tranceiver yang dibutuhkan hanya satu. Data
yang dikirimkan dalam bentuk letupan-letupan pendek dengan kecepatan tinggi. Kelemahan
WTDMA adalah karena kecepatan transmisi yang tinggi, maka sistem akan rentan
terhadap error yang disebabkan oleh distorsi lintas jamak, yang biasa terjadi
pada sistem komunikasi bergerak.
b.
Narrowband TDMA (NTDMA)
Teknik NTDMA merupakan gabungan antara
FDMA dan WTDMA. Contoh penggunaan NTDMA misalnya pada GSM.
3.
Code Devision Multiple Access (CDMA)
Code
Division Multiple Access (CDMA) adalah teknik akses jamak berdasarkan teknik
komunikasi spektrum tersebar, pada kanal frekuensi yang sama dan dalam waktu yang
sama digunakan kode-kode yang unik untuk mengidentifikasi masing-masing user.
Hal
ini diilustrasikan oleh gambar 1. CDMA menggunakan kode-kode korelatif untuk
membedakan satu user dengan user yang lain. Kode tersebut dikenal dengan pseudo
acak (pseudorandom). Sinyal-sinyal CDMA itu pada penerima dipisahkan dengan
menggunakan sebuah korelator yang hanya melakukan proses despreading spektrum
pada sinyal yang sesuai. Sinyal-sinyal lain yang kodenya tidak cocok, tidak
didespread dan sebagai hasilnya sinyal-sinyal lain itu hanya menjadi noise
interferensi.
Gambar 1.
Prinsip selular CDMA
Ditinjau
dari lebar pita frekuensi yang digunakan, CDMA terbagi menjadi NCDMA dan WCDMA.
a.
Narrowband CDMA (NCDMA)
Saat
ini standard dari NCDMA adalah IS-95, yang menggunakan spektrum dengan lebar 25
MHz yang dibagi dalam 20 kanal dupleks. Sehingga masing-masing kanal mempunyai
lebar 1,25 MHz.
b.
Wideband CDMA (WCDMA)
WCDMA
menggunakan lebar pita frekuensi 5 MHz, 10 MHz dan 15 MHz pada standard IS-665.
Dengan makin lebar spektrum yang digunakan, maka banyak keuntungan yang
diperoleh seperti efek fading lintas jamak jauh lebih kecil, kecepatan data
dapat meningkat tajam dan lain-lain.
Perbandingan
antara FDMA, TDMA dan CDMA dapat ditunjukkan dengan gambar 2.
Gambar 2.
Perbandingan FDMA, TDMA dan CDMA
Skema
perbandingan FDMA, TDMA dan CDMA dalam domain frekuensi dan waktu operasi ujung
ke ujung pada CDMA dapat dijelaskan sebagai berikut: pada sisi pancar, sinyal
dengan bit laju rendah (misal 9,6 kbps) disebar dengan mengalikannya dengan
deretan kode PN yang memiliki bit laju tinggi (misal 1,2288 Mbps). Pada proses
ini terjadi penyebaran energi pada pita frekuensi yang besar. Sinyal tersebar
ini kemudian dimodulasi dengan pembawa RF tertentu dan kemudian dipancarkan.
Pada
sisi terima, sinyal terima didemodulasi dengan mengalikannya dengan pembawa RF
yang sama. Kemudian sinyal ini didespread dengan mengalikannya dengan deretan
kode PN yang sama seperti pada sisi kirim. Sinyal yang telah di-despread ini
kemudian dilewatkan pada detektor bit untuk memperoleh speech digital asal.
B. Sifat-sifat
CDMA
1. Multi
Diversitas
Pada
sistem pita sempit seperti modulasi analog FM yang digunakan dalam generasi
pertama dalam sistem selular, adanya multipath fading akan menghasilkan fading
yang sangat besar. Dengan modulasi CDMA yang merupakan modulasi pita lebar.
Sinyal-sinyal yang berbeda lintasan (multipath) dapat diterima secara terpisah
dengan rake receiver hal ini menyebabkan berkurangnya efek dari multipath
fading. Meskipun demikian multipath fading ini tidak benar-benar dapat
dihilangkan karena ada multipath yang tidak dapat diproses oleh demodulator,
multipath seperti ini kadang-kadang dapat muncul dan menghasilkan fading.
Diversitas
adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas yang sering
digunakan yaitu diversitas waktu, frekuensi, dan ruang. Diversitas waktu dapat
dilakukan dengan jalan interleaving dan koreksi kesalahan. Dalam sistem CDMA
diversitas frekuensi dilakukan dengan menyebar spektrum pada pita frekuensi
yang jauh lebih besar. Efek dari fading pada spektrum frekuensi biasanya hanya
mempengaruhi 200-300 kHz bagian dari sinyal. Diversitas ruang dapat diperoleh
dengan tiga cara yaitu:
·
Multiple sinyal dari dua atau lebih sel
site (soft handoff)
·
Dengan menggunakan penerima rake yang
memungkinkan sinyal yang tiba dengan delay propagasi yang berbeda diterima
secara terpisah kemudian digabungkan
·
Multiple antena pada sel site
Tipe
diversitas yang berbeda yang digunakan pada CDMA meningkatkan performansi
sistem seperti diperlihatkan pada gambar 9.13 dapat disimpulkan:
·
Diversitas waktu: interleaving simbol,
deteksi dan koreksi kesalahanDiversitas frekuensi: sinyal dengan pita frekuensi
yang lebar 1,25 Mhz
·
Diversitas ruang: antena penerima lebih
dari satu, penerima rake dan multiple sel site (handoff). Diversitas pada CDMA
ditunjukkan oleh gambar 3.
Gambar 3.
Diversitas pada CDMA
2. Daya Pancar yang Rendah
Disamping
peningkatan kapasitas secara langsung, hal lain yang penting adalah menurunnya
Eb/No yang dibutuhkan untuk mengatasi derau dan interferensi. Ini berarti penurunan
level daya pancar yang dibutuhkan. Penurunan ini menyebabkan berkurangnya biaya
dan memungkinkan mobile station dengan daya yang rendah beroperasi pada jarak
yang lebih jauh dibanding pada analog atau TDMA untuk level daya yang sama.
Lebih jauh lagi, pengurangan persyaratan daya pancar akan meningkatkan
kemampuan pencakupan sel dan berarti pengurangan jumlah sel yang dibutuhkan
untuk mencakup wilayah tertentu.
Keuntungan
lain yang diperoleh adalah pengurangan daya rata-rata yang dipancarkan sebagai
akibat realisasi power control pada CDMA. Pada sistem pita sempit, harus selalu
dipancarkan daya yang cukup untuk mengatasi fading yang muncul tiba-tiba.
CDMA
menggunakan power control untuk menyediakan daya yang dibutuhkan hanya pada
waktu dibutuhkan, level daya yang tinggi dipancarkan hanya pada saat ada
fading, sehingga mengurangi daya rata-rata yang ditransmisikan. Daya pancar
yang rendah itu disebabkan pula karena adanya pemanfaatan deteksi aktivitas
suara, dimana data informasi dipancarkan dengan laju yang tinggi hanya pada saat
ada pembicaraan sedangkan pada saat jedah laju data yang dipakai rendah.
3. Keamanan (Privacy)
Bentuk
pengacakan sinyal pada sistem CDMA memungkinkan tingkat privacy yang tinggi dan
membuat sistem digital ini kebal terhadap cross-talk. Meskipun sistem CDMA
sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, sistem ini masih tetap mungkin untuk
dikembangkan dengan menggunakan teknik pengacakan (encryption) yang ada.
4. Kapasitas
Pada
pengulangan frekuensi selular, interferensi dapat diterima dengan tujuan meningkatkan
kapasitas tetapi interferensi ini harus dikendalikan. Sifat CDMA yang lebih
mentolerir interferensi membuat pengulangan frekuensi dilakukan dengan efektif.
Pada modulasi pita sempit, pengulangan frekuensinya tidak efektif karena
persyaratan untuk memperoleh C/I sekitar 18 dB. Hal ini membutuhkan kanal yang
dipakai dalam satu sel tidak boleh dipakai oleh sel yang berdekatan. Pada CDMA
kapasitas yang besar diperoleh terutama karena frekuensi yang sama dapat
dipakai oleh semua sel.
5. Deteksi Aktivitas Suara
Pada
komunikasi full duplex dua arah, aktivitas percakapan (duty cycle) biasanya
hanya sekitar 40%, sisa waktu lainnya dipakai untuk mendengar. Hal ini
ditunjukkan oleh gambar 4. Karena pada CDMA semua user memakai kanal yang sama,
maka bila ada user-user yang tidak sedang berbicara akan menyebabkan
berkurangnya interferensi total kira-kira 60%. Penurunan interferensi itu
terjadi karena dimungkinkannya mengurangi laju transmisi ketika tidak ada
percakapan sehingga mengurangi interferensi yang secara langsung meningkatkan
kapasitas. Hal ini juga berakibat berkurangnya daya rata-rata yang dipancarkan
oleh mobile station.
Gambar 4.
Rata-rata siklus pembicaraan (spurt) dan jeda (pause)
6. Peningkatan Kapasitas dengan Sektorisasi
Pada
FDMA dan TDMA sektorisasi dilakukan untuk mendapatkan persyaratan C/I (mengurangi
interfernsi). Sebagai akibatnya efisiensi trunking dari kanal-kanal yang dibagi-bagi
pada setiap sektor menurun. Pada CDMA sektorisasi digunakan untuk meningkatkan
kapasitas. Dengan membagi sel menjadi tiga sektor maka diperoleh kapasitas
hampir tiga kalinya.
7. Soft Capasity
Pada
sistem selular sekarang, spektrum yang ada dibagi-bagi oleh sel-sel, misalkan
pada sistem FM analog tiga sektor terdapat maksimum 57 kanal. Apabila permintaan
akan pelayanan meningkat, pemanggil ke 58 harus diberikan sinyal sibuk. Tidak
ada cara yang dapat dilakukan untuk menambah satu sinyalpun pada kondisi semua kanal
terpakai. Pada sistem CDMA, hubungan antara jumlah user dengan tingkat pelayanan
(grade of service) tidak begitu tajam, sebagai contoh, operator dari sistem dapat
mengijinkan meningkatnya bit error rate sampai batas toleransi tertentu dengan
demikian terjadi peningkatan jumlah user yang dapat dilayani selama jam
tersibuk.
Kemampuan
ini sangat berguna khususnya untuk mencegah terjadinya pemutusan pembicaraan
pada proses handoff karena kekurangan
kanal. Pada CDMA, panggilan tetap
dapat
dilayani dengan peningkatan bit error rate yang masih dapat diterima sampai panggilan
lain berakhir.
Referensi:
A.Bruce Carlson,
Paul B. Crilly, Janet C. Rutledge, 2002, Communication Systems, McGraw
Hill, New York.
Ojanpera, R.
Prasad, 1998, Wideband CDMA for third Generation Mobile Communications. Artech
House, Oct.
0 comments:
Post a Comment