Wednesday, March 27, 2013

SISTEM KERJA RADIO III : TRANSCEVIER


Nama               : Arif Wahyu Nugroho
Kelas               : S1 ELKOM 2 2011
NIM                : 115514244

SISTEM KERJA RADIO III : TRANSCEVIER

Apabila kita memancarkan gelombang radio ke tempat yang jauh, semakin lama gelombang tersebut akan melemah sehingga gelombang tersebut sampai di tempat tujuan dengan kehilangan beberapa sinyal informasi bahkan gelombang tersebut tidak sampai di tempat tujuan. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka kita harus menguatkan kembali gelombang tersebut dengan sebuah alat yang bernama transceiver. Sehingga gelombang yang melemah tadi dapat kuat kembali dan dapat diterima ditempat tujuan dengan baik.
Radio transceiver merupakan sebuah alat yang dapat menerima dan memancarkan suatu gelombang radio. Radio Transceiver terdiri dari bagian receiver (penerima) dan bagian transmiter (pengirim) yang dirangkai menjadi satu bagian. Pada awalnya, radio transceiver dirangkai dari bagian receiver sendiri dan transmiter sendiri, sehingga kedua bagian tersebut terpisah. Namun seiring perkembangan jaman, bagian receiver dan transmiter dapat dintegrasikan menjadi satu bagian dan bekerja secara bergantian karena pada dasarnya bagian receiver dan transmiter memiliki banyak kesamaan.
Radio Transceiver bekerja dengan cara menerima gelombang radio yang kemudian diteruskan ke bagian penguat ( amplifier ) dan diakhiri pada bagian transmiter yang akan mengirimkan kembali gelombang yang sudah dikuatkan tersebut.
Wujud dari radio transmiter ini bermacam – macam. Yang paling sering kita jumpai adalah BTS ( Base Transceiver Station ) yang biasa digunakan untuk transmiter sinyal telepon selular. Transmiter untuk komunikasi radio biasanya dimultifungsikan sebagai kator cabang stasiun radio. Karena fungsi radio tranceiver juga dapat difungsikan sebagai radio transmiter.
Misalkan Radio GCD FM yang berpusat di bukit patuk gunung kidul. Mereka memiliki kantor cabang di Kl kusuma negara yang sekaligus digunakan untuk studio siaran. Begitu pula dengan kantor Pro-2 RRI yang ada di yogyakarta. Selain digunakan untuk pemancar ( transmiter ) RRI yogyakarta, stasiun ini juga berfungsi sebagai  transceiver siaran RRI Pusat dari jakarta, sehingga suara penyiar yang berada jauh di Jakarta, dapat didengar dengan baik oleh masyarakat Yogyakarta.

Gelombang radio yang dipancarkan oleh transmiter yang berada di sebelah kiri bukit tidak akan dapat diterima oleh daerah disebalah kanan bukit karena gelombang tersebut terhalang oleh bukit. Untuk itu dibutuhkan sebuah stasiun transmiter daiatas bukit yang akan memperkuat dan memancarkan kembali gelombang tersebut ke daerah di sebelah kanan bukit sehingga gelombang tersebut dapat dinikmati oleh penduduk disebelah kanan bukit.
Lapisan ionosfer yang dimiliki atmosfer bumi juga dapat memantulkan gelombang radio sehingga lapisan ionosfer dufungsikan sebagai transceiver alami. Contoh yang lebih kompleks sebuah stasiun transceiver adalah sebuah satelit.
 Carrier dari stasiun bumi di pancarkan ke satelit. Dipancarkan oleh stasiun bumi secara broadcast pada frek 5925-6425 MHz. Oleh Satelit carrier tersebut di perkuat dan dipancarkan kembali kebumi secara broadcast pada frek 3700 – 4200 mhz. Gelombang yang digunakan adalah gelombang UHF / SHF.

Daftar Pustaka :
adityarizki. 2012. sistem kerja radio III transceiver. http://www.adityarizki.net. diakses pada tanggal 27 maret 2013


0 comments:

Post a Comment