MULTIPLEXING, FDM, TDM
Multiplexing merupakan teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Perangkat untuk melakukan multiplexing dikenal dengan nama Multiplexer / Transceiver / Mux. Pada sisi penerima, gabungan sinyal - sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing, dan dikenal sebagai demultiplexing. Perangkat nya adalah Demultiplexer / Demux.
Aplikasi yang paling umum dari multiplexing adalah dalam komunikasi jarak jauh. Gambar 1 menunjukkan fungsi multiplexing dalam bentuk yang sederhana.
Gambar 1. Multiplexing
Penggunaan yang lebih luas dari multiplexing dalam komunikasi data dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Semakin tinggi kecepatan data, biaya fasilitas transmisi semakin efektif Artinya, untuk suatu aplikasi tertentu dan pada jarak tertentu, biaya per kbps menurun dengan peningkatan kecepatan data dari fasilitas transmisi. Demikian pula, biaya peralatan transmisi dan penerima, per kbps, menurun, dengan meningkatnya kecepatan data.
- Kebanyakan peralatan komunikasi data individu memerlukan dukungan kecepatan data yang relative sederhana. Sebagai contoh, untuk banyak aplikasi terminal dan PC yang tidak melibatkan akses web atau grafik intensif, maka kecepatan data cukup antara 9600bps dan 64 kbps.
Penjelasan diatas berkaitan dengan peralatan komunikasi data. Penjelasan yang sama digunakan untuk komunikasi suara. Dimana semakin besar kapasitas dari fasilitas transmisi (kanal suara), semakin berkurang cost per individu kanal suara, dan kapasitas yang dibutuhkan untuk sebuah kanal suara tunggal adalah sederhana.
JENIS MULTIPLEXING YANG SERING DIGUNAKAN
1. FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (FDM)
FDM adalah mungkin pada saat penggunaan bandwidth medium transmission melebihi bandwith sinyal yang diperlukan untuk ditransmisikan. Sejumlah sinyal dapat dibawa secara simultan jika setiap sinyal dimodulasi kedalam frekuensi pembawa yang berbeda dan frekuensi pembawa dipisahkan agar bandwidths sinyal tidak overlap secara signifikan. Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi
Gambar 2. Frequency Division Multiplexing
Gambar 3. Contoh konfigurasi
2. TIME DIVISION MULTIPLEXING (TDM)
Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving).
SYNCHRONOUS TIME DIVISION MULTIPLEXING
Digunakan pada kondisi kecepatan data (bandwith) dari medium melebihi kecepatan data dari sinyal digital yang ditransmisikan, dimana multiple digital signals disisipkan berdasarkan waktu. Sistem ini dapat dilakukan pada bit level / blocks. Data disusun kedalam frame. Masing-masing frame memiliki siklus slot waktu, tiap satu slot / lebih untuk setiap sumber data disebut dengan kanal. Panjang slot adalah satu bit / satu byte (character). Time slots akan tetap dialokasikan walaupun tidak ada data dan time slots tidak harus didistribusikan merata diantara sources
Gambar 4. Time Division Multiplexing
Gambar 5. Contoh Synchronous Time Division Multiplexing
ASYNCHRONOUS TDM
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.
Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead pada Asynchronous TDM. Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous TDM.
Gambar 6. Frame pada Asysnchronous TDM
Written By :
NAMA : MUHAMMAD ZAIMUDDIN SH
NIM : 115514017
Referensi :
kk.mercubuana.ac.id/files
Stallings, W. 2011. Data and Computer Communications (8th edition), Prentice Hall,
Upper Saddle River NJ
Dony Ariyus & Rum Andri K.R [2008], Komunikasi Data, Penerbit Andi,
0 comments:
Post a Comment