Oleh : Nurul Khoiriyah (115514023)
1.
Pola Jaringan Komunikasi
Untuk
menyelenggarakan komunikasi antara 2 tempat, maka dibutuhkan suatu sirkit
komunikasi antara 2 tempat tersebut.
Apabila jumlah
langganan hanya beberapa, dalam arti kecil sekali, maka cara seperti yang
ditujukkan pada Gbr. 1, yakni dengan melengkapi saluran langsung dari setiap
langganan ke setiap langganan yang lain,masih mungkin untuk dilaksanakan. Akan
tetapi, apabila jumlah langganan betambah banyak, dengan sendirinya
saluran-saluran yang dibutuhkan menjadi terlalu besar, sehingga tidak praktis
dan dipandang dari sudut ekonomis tidak menguntungkan.
Dalam hal
demikian, maka cara yang dapat dipergunakan ialah dengan melengkapi suatu
peralatan switching yang ditempatkan di tengah-tengah atau di pusat dari
sekelompok langganan. Yang fungsinya adalah untuk menghubungkan antara dua
langganan pada saat-saat yang diperlukan. Dengan cara ini, harus dipasang suatu
sirkit antara peralatan switching dan setiap langganan seperti pada Gbr. 2.
Pada umumnya,
jaringan komunikasi terdiri dari sejumlah alat penghubung (switch) dan
sirkit-sirkit pengontrol yang mengerjakan switch tadi. Jaringan- jaringan
komunikasi dapat dibagi dalam 4 macam yaitu : jaringan telepon, jaringan telex,
jaringan telegraph relay ( telegraph relay network), jaringan yang disewakan.
Gambar 1. Hubungan dengan saluran langsung Gambar 2. Pemakaian peralatan switching
2.
Jaringan Transmisi
Dalam hal jumlah langganan hanya sedikit, sudah cukup dengan satu
system switching. Namun dengan bertambahnya langganan-langganan dan
langganan-langganan itu tersebar dalm wilayah (area) yang luas, maka secara
teknis tidaklah praktis untuk memperluas kapasitas dari switch. Juga dipandang
dari segi ekonomis tidaklah menguntungkan, karena harus melengkapi dengan
sejumlah saluran-saluran langganan yag sangat panjang. Karenanya suatu area
dibagi menjadi beberapa area. Setiap area dilengkapi dengan satu system
switching dan system-system switching dari sejumlah area dihubungkan satu sama
lain dengan saluran-saluran transit.
Apabila jumlah langganan meningkat dan kebutuhan perlengkapan
switching bertambah, dengan sendirinya saluran-saluran transit yang diperlukan
untuk menghubungkan kantor-kantor itu harus banyak. Jumlah saluran yang
diperlukan tergantung pada bagaimana saluran-saluran transit menghubungkan
kantor-kantor itu. Ada dua cara yang dapat dipakai yaitu:
1.
Setiap
kantor dihubungkan dengan salutan-saluran langsung ke kantor-kantor yang
lainnya.
2.
Menempatkan
suatu system switching yang semata-mata untuk keperluan transit di pusat suatu
area dan semua sirkit dari kantor-kantor dalm area tersebut dikonsentrasikan ke
system switching transit.
Cara
yang pertama disebut dengan jaringan jenis jala (Gbr. 3). Jaringan ini
sederhana dan ekonomis dan terbentuk antara beberapa kantor yang mempunyai
hubungan lalu libtas yang sibuk. Sedangkan cara yang kedua disebut dengan
jaringan jenis bintang ( Gbr. 4). Ini adalah cara yang bisa dipakai apabila
jumlah kantor cukup banyak.
Gambar
3. Jaringan jenis jala Gambar
4. Jaringan jenis bintang
Dalam hal dimana jaringan
jenis bintang dipergunakan, sejumlah kantor-kantor besar memerlukan dipasangnya
system switching transit yang mempunyai derajat atau kedudukan lebih tinggi
yang melayani beberapa kantor transit secara bersama. Cara demikian, dimanab
switch dipakai bertingkat-tingkatdisebut dengan jaringan jenis bintang
bertingkat (multi-step), (Gbr. 5).
Gambar 5. Jaringan jenis
bintang bintang bertingkat
Pada dasarnya, system jaringan telepon yang diperhunakan di Jepang
adalah jenis bintang bertingkat tetapi saluran-saluran langsung dipasang antara
kantor-kantor yang mempunyai lalu lintas sibuk. System ini dikenal sebagai
jaringan kombinasi. Pada sistem ini switch mempunyai fungsi memilih suatu jalan
pilihan (alternative route). Pemilihan pertama diberikan terhap saluran-saluran
langsung apabila di antaranya ada yang bebas, tetapi apabila semuanya itu
sibuk, hubungan dapat dilakukan melalui suatu system switchingdari kedudukan
tang lebih tinggi dalam jaringan jenis bintang. Dalam hal ini dicapai suatu
efisiensi yang lebih tinggi dari sirkit-sirkit.
Rerferensi:
Suhana, Ir. 198. .Buku pegangan teknik telekomunikasi .Jakarta: PT pradnya paramitha ( terjemahan dari Shigeki Shoji)
0 comments:
Post a Comment